Fenomena Halusinasi Dalam Bela Diri!


Oleh: Suhana Lim

Di Taiwan ada seorang juara bela diri yang menjadi korban penikaman menggunakan senjata tajam. Setelah ditangkap polisi, si pelaku mengungkapkan motivasi nya itu ialah agar dirinya menjadi juara satu / paling hebat. Jadi yang bersangkutan mau mencari cara tersingkat dan terefektif guna menjadi numero uno alias juara satu dalam dunia bela diri.

Insiden diatas adalah salah satu berita nyata yang pernah saya baca puluhan tahun lalu. Saya lupa itu juara Judo (atau aliran lain?), tidak inget pula apakah si juara akhirnya meninggal atau selamat setelah ditusuk? Kalau sekiranya ada pembaca yang memiliki info yang lebih akurat seputar insiden ini, silahkan berbagi dan atau mengoreksi saya kalau memori saya tidak tepat!

Dunia bela diri merupakan “panggung” yang penuh dinamika dan daya tarik. Sebuah komunitas, theater yang khas dan penuh hal-hal yang sangat menarik. Dan tentunya jangan lupa istilah Chinese yang mengistilahkan sebagai dunia “江湖” alias kangauw alias rimba persilatan! Sebuah dunia yang mayoritas komunitasnya terdiri dari sosok-sosok keras, dengan karakter-karakter yang menarik dan unik; sarat dengan solidaritas sekaligus semangat persaingan antara satu sama lainnya. Bahkan dalam sebuah lineage saja bisa terjadi rivalitas, apalagi antara aliran yang beda! Jadi hal ini adalah sebuah fenomena biasa sudah sejak ribuan tahun silam dan masih dirasakan hingga sekarang.

Belum lama ramai soal duel, yang terjadi di Tiongkok, antara pelaku bela diri modern dengan oknum praktisi bela diri tradisionil. Yang akhirnya menimbulkan pro kontra; dengan masing-masing pendukung membela jagoan nya masing-masing.

And recently, dunia 江湖 di Indo lagi ramai dengan kemunculan sosok oknum pendekar yang seakan memiliki kehebatan fisik yang diatas rata-rata. Yang bahkan Mas Oyama saja belum tentu sanggup melakukannya. Si oknum pendekar sanggup menghancurkan pilar beton, memiliki speed reflek yang fantastis yang bisa mengalahkan kecepatan desingan peluru; dan masih ada beberapa lagi kehebatan nya.

Mencermati fenomena-fenomena tadi tentu adalah kembali mengingatkan kita semua agar bisa lebih objektif, lebih realistis melakoni bela diri.

Masing-masing style, aliran punya cara nya masing-masing untuk menempa agar fisik bisa lebih kuat dan tahan. Makanya ada yang namanya teknik hojo undō (補助運動), tameshiwari (試し割り), 試切)tameshigiri, ngoki, hand and leg conditioning, dan aneka istilah lainnya.

Bahkan kita harus pula berani candid mengakui bahwa sebenarnya ada trik-trik khusus dalam melakukan demo pemecahan atau penghancuran benda keras. Jenis papan, potongan besi, batako, bata, dan lainnya adalah dari jenis tertentu. Bahkan cara memukulnya dan poin/sasaran nya pun ada kiat-kiat nya tersendiri. Sudah sejak as early as awal tahun 70an, salah satu old time favorit demo ialah memisahkan/memecahkan pantat botol (biasanya botol bir); nah ini pun ada trick tersendiri. Jadi as long as semua tradecraft nya kita pahami maka lebih mudah untuk mendemonstrasikan nya. Sehingga end result nya yakni mendatangkan decak kagum, tepuk tangan meriah dari para penonton pun bisa diperoleh!😅😉

Tak boleh dilupakan, dalam melakoni bela diri (berlaku pula bagi pelaku feng shui), IMHO terpenting kita bisa lebih realistik, lebih objektif. Betul dengan tekun dan rajin menempa diri, menggembleng fisik kita bisa istilahnya “do many wonders and tricks” yang tak semua orang bisa melakukannya. Having said that, tetap lah dalam batasan yang wajar, dalam norma yang realistik.

Ini mengapa adalah penting untuk bisa realistis, dapat membedakan antara yang only possible di dunia realita dengan yang dikisahkan di cersil, yang digambarkan di film bela diri. Kalau tidak bisa membedakan which is which hanyalah akan mengantarkan kita ke alam halu tingkat dewa/i saja! Ya, kalau buat ngebohongin orang yang awam kagak atau kurang paham seluk beluk dunia kangauw sih bisa-bisa dan boleh-boleh saja. Tetapi endingnya hanyalah akan membawa cibiran, candaan bagi diri sendiri setelah semua halu dan kebohongan kita terungkap oleh publik!

Di era penulis baru mulai berlatih, awal 70 an, waktu itu ada seorang oknum master yang sesumbar mengklaim bisa meremas logam / besi sampai hancur; yang kurang nyamannya juga membawa-bawa (baca: meremehkan seraya menjelekkan aliran kami). Itu mengapa kemudian oleh 师父 dan suheng serta sute-sute nya, si oknum master disambangi dan mempersilahkan nya untuk mendemokan kekuatan / kehebatan remasannya di tangan 师父!

Jangan lupa pula, untuk benar-benar bisa mengingat arti dari kata 功夫 / gōng fū yang sesungguhnya, yakni “time and energy.” Jadi ada komponen “time” alias waktu. Kita belajar ilmu, mendalami ilmu adalah butuh pengorbanan waktu. Kalau mau instant adalah lebih sulit buat benar-benar bisa menguasai sebuah ilmu, meskipun mungkin kita adalah merasa diri atau beneran adalah “berbakat” belajar bela diri. Kalau mau instant maka gigit cabe saja, langsung berasa pedasnya! Untuk benar-benar mau sebuah teknik, jurus “meresap” kedalam darah daging dan otot kita tentu butuh waktu. Tanpa itu adalah cuma “merasa” sudah kuasai saja!

Jaman modern memang membuat kita semua maunya serba instant, termasuk dalam belajar bela diri. Unfortunately keinginan instant tidak mudah untuk menguasai sebuah bela diri yang sejati. Ya kalau kita mau merasa “sudah” bisa setelah beberapa kali latihan, atau mau merasa sudah “jago”setelah berlatih via nonton youtube, sih boleh-boleh saja. Namanya juga hak kita buat berimajinasi, buat halu, ya boleh-boleh saja.😂

Kalau kita belajar bela diri hanya untuk kehebatan memecahkan benda keras, maka salah jurusan. Lebih baik buka bisnis terima bongkar rumah / demolition (menghancurkan bangunan) yang bisa memberikan income. Ngapain pula bodoh merusak tangan dan atau anggota tubuh kita. Jika kita belajar bela diri hanya buat ngadu cepat dibandingkan kecepatan desingan peluru, lebih baik belajar kecepatan tangan untuk nyopet. Lebih kepake kalee (meski hal ini tidak dianjurkan)!

Objektivitas, logika, realita adalah penting, jangan melupakannya dalam kita mengembrace bela diri (dan banyak hal lain) dalam kehidupan nyata kita sehari-hari! Semoga kita semua senantiasa bisa sehat secara fisik dan psikis DAN tidak masuk alam halusinasi.🙏

One thought on “Fenomena Halusinasi Dalam Bela Diri!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *